Kurva Covid-19 Naik, Walikota Libatkan Tokoh Agama Kampanyekan Protokol Kesehatan

Kurva Covid-19 Naik, Walikota Libatkan Tokoh Agama Kampanyekan Protokol Kesehatan

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG  - Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Magelang kian mengkawatirkan. Pemkot Magelang dipacu untuk membuat kebijakan dan strategi jitu untuk menekan penyebaran virus corona ini. Walikota Magelang, Sigit Widyonindito mengajak seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat agar proaktif menyosialisasikan protokol kesehatan. Peran dua tokoh ini, menurutnya, dapat dengan mudah mengedukasi warga hingga di tataran paling kecil. ”Saya hadirkan seluruh para ulama, para ustadz, ustadzah, dan penyuluh agama lainnya. Saya anggap penting dan strategis dalam rangka memberi edukasi tentang protokol kesehatan kepada umatnya atau masyarakat. Ini dilakukan karena kurva kenaikan Covid-19 di Kota Magelang terus terjadi,” kata Sigit di sela Silaturahmi Toga dan Tomas dengan Walikota Magelang, di Pendopo Pengabdian kompleks Rumah Dinas Walikota Magelang, Senin (14/9). Orang nomor satu di Kota Jasa itu menjelaskan, Pemkot Magelang selama ini serius total menangani Covid-19. Segala sumber daya dan pemikiran terus dikonsentrasikan untuk mengani pandemi ini. ”Semuanya kita perhatikan. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, sosial termasuk agama. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang sama guna menekan angka penyebaran virus ini,” tandasnya. Menurut Sigit, jika program ini berhasil, maka penyebaran virus corona bisa ditekan. Pasalnya, dalam sanubari masyarakat akan timbul rasa disiplin terhadap protokol kesehatan. Bahkan, bisa membudaya, sebagai perlindungan diri sendiri dan keluarga. ”Kalau program dan edukasi bagus, tapi kalau umat/masyarakat tidak diajak ya bisa tambah terus kasusnya. Kita harus punya gerakan dan pemahaman yang sama menghadapi Covid-19 ini,” imbuh Sigit. Baca Juga Krisis Air Bersih Mulai Melanda Wilayah Mertoyudan dan Mungkid Sigit mencontohkan, dalam agama Islam, diperbolehkan salat berjamaah di masjid akan tetapi diminta memakai masker dan jarak. Ini berlaku juga umat Kristiani dan agama lainnya ketika beribadan di tempat ibadah masing-masing. Seakan tak pernah bosan, Sigit berkali-kali mengingatkan warganya untuk tidak menerima tamu dari luar daerah terlebih dahulu. Tidak pandang siapapun, bahkan jika keluarga sendiri, ia menyarankan tidak ada pengecualian. ”Kita tidak pernah tahu riwayat tamu itu, keluarga kita itu dari mana. Untuk sementara jangan menerima (tamu) dulu. Apalagi dari daerah zona merah,” tandasnya. Pada kesempatan itu, Sigit juga mengingatkan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk terlibat aktif menjaga kondusivitas Kota Magelang menjelang Pilkada pada 9 Desember 2020 mendatang. Sigit yakin masyarakat sudah mampu berpikir cerdas, yakni menyalurkan hal politiknya namun tetap menjaga Kota Magelang tetap sejuk dan damai. ”Kita harus cerdas, pada Pilkada nanti masyarakat harus memilih, namun jaga Kota Magelang tetap kondusif. Berdemokrasi yang baik, saling menghormati,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Magelang Hadi Sutopo menerangkan kegiatan ini sebagai penyemangat masyarakat untuk tetap kompak memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab, disadari saat ini kurva kenaikan Covid-19 terus meningkat, bahkan rata di tiap kelurahan yang ada. ”Beberapa pekan terakhir kasus meningkat jadi perlu dukungan seluruh elemen masyarakat, utamanya para ulama, dan tokoh agama yang menjadi panutan di masyarakat, untuk membantu penanganan Covid-19,” katanya. Selain itu, lanjutnya juga mengenai gelaran pesta demokrasi yang akan digelar akhir tahun ini. Pihaknya berharap toga dan tomas membantu menyosialisasikan tentang demokrasi yang sejuk dan damai. ”Diharapkan Kota Magelang kondusif, untuk itu sangat dibutuhkan bantuan pasrtisipasi alim ulama, dan tokoh agama lainnya agar wilayah ini sejuk, membantu sosialisai umat/warga untuk menyalurkan hak pilihnya dan Pilkada berjalan lancar,” katanya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: